Maka pada
tanggal 15 januari 2015, memainkan pesta keladi (wawogo maya) dengan 5000 pohon
keladi dan 38 Ekor babi di weandoga, kecamatan bibida kab, Paniai-papua.
Lokasi Kebun
kedali (Wambah intoh) di onagekemo jahunya sekitar 2 kilo m, Tuan kebun
keladi adalah beradek kakak bapak Titus Zonggonau dan Bapak Rafer Zonggonau
mereka berwibawa sebagai sonowi mpogowi dengan tujuhan; melestariakn budayah
moyang setempat, mempersatukan hubungan kekerabatan lebih erat, menyelesaikan
semua tungakan masalah, dan mengakui bahwa keladi benar-benar berasal dari tubu
moyang mereka yaitu moyang Wagaholo zonggonau.
Budaya pesta
keladi ini,merupakan Sejarah dari Tete moyang,suku moni dan suku moni ini juga
brasal dari keladi,maka generasi kegenerasi membertahankan acara pesta
keladi,maka terbentuklah sebuah budaya yang tinggi dikalangan suku Moni yaitu
budaya Pesta Keladi (wamaiya) ini merupakan budaya, masyarakat Moni dapat
menciptakan suatu kebudayaan melalui akal pikiran, kalbu, budi pekerti yang
luhur, yang berkembang di lingkungannya pesta keladi ini program budaya jangga
panjang 4-10 tahun sekali, maka terbentuklah kebudayaan yang lebih berkembang
dan lebih maju serta menjelma sebagai masyarakat adat di dalam kehidupan
sosialnaya suku moni weandoga duma dan dama dll.
(Wa mayaa)
wa,artinya keladi sedangkan (Mayaa),
artinya pesta, Wa seseorang membuat kebun keladi baru, setelah menanamkan
keladi mengamati keadaan kebun tersebut. Kenyataanya seletah beberapa bulan
terjadi perubahan kesuburannya, maka memberitahukan kepada warga setempat untuk
memelihara/berternak babi. Babi ini dipelihara untuk dibunuh pada saat pesta
kebun keladi (wawogo maya) pada saat
keladi suda siap panen segera menyampaikan untuk bisnis (Munadiya) artinya
bisnis menyagut dangan uang (kigi kurubia) disamping itu melihat sejumlah babi
yang akan dipotong atau mufakat sesuatu masih rahasia setelah perbandingan
diantara jumlah/identifikasi berapa batang keladi yang terdapat di kebun dan
kebun lain yang telah ditanam pada saat yang sama. Sebab setiap lima batang
keladi dihitung dengan satu tulang babi. Jika seekor babi terhitung kurang
lebih sepuluh tulang babi, masing-masing tulang babi dipasang dengang lima buah
keladi. Sesuai dengan adat istiadat setempat tulang babi yang dipotong terdapat
10 tulang dan dua tulang rusuk. Itu yang dapat dipasang dengan tulang babi
tersebut,adatnya Suku Moni.
Sejarah suku
moni dapat di mengerti, jika diceritakan dengan baik oleh orang yang lebih tua,
sehingga dengan baik mengetahui sebenarnya. Moni berasal dari dua bahasa yaitu,
dalam bahasa moni dan Amungme. Moni dalam bahasa moni ada dua kata “modia” dan
“Ni”. Modia artinya “kunya” Ni artinya “kelompok”. Jadi moni artinya kelompok
suku yang menghargai orang lain, mengunyak lalu beri makan. Suku moni yang
kasih sayangnya besar kepada suku lain. Sedangkan moni dalam bahasa suku
Amungme terdapat dua kata yaitu “Mo” dan
“Ni”. Mo artinya “keladi” dan “NI” artinya kelompok suku. Moni artinya kelompok
suku yang berasal dari keladi.
Mengapa memberi
nama demikian….?
Wa atau keladi
berasal dari tubunya moyang suku moni bernama WAGAHOLO yang tempat dimana
pembunuan WAGAHOLO terjadi dikampung Wa sekarang disebut Tembagapura. Waktu itu
tidak ada nama kampung wa. Mereka melakukan segala aktivitasnya disana Wagaholo
memandang sekelilingnya kemudan melihat sebuah gunung yang tinggi di beri nama
Puyapigu yang sekarang di sebut Grasberg. Pada saat keluar dari Mbomogo,
wagaholo membawa serta juga dua orang anak laki-laki. Setelah mereka berada
disini mengalami banyak kesulutan terutama kebutuhan hidup mereka yaitu
makanan, oleh karena itu Wagaholo selalu berusaha memcari makanan mulai
berkreasi untuk mencari jalan keluar untuk mendapat makanan untuk kedua anaknya
Wagaholo
berbicara dengan alam dengan menggunakan bahasa migic untuk memberikan makanan kepadanya,
akhirnya permintaan selalu dikaburkan. Permintaan tersebut adalah untuk meramas
dirinya sendiri untuk mengeluarkan keladi dari dalam tubunya penuhi dapat beri
makan sehari kepada mereka. Setelah itu memberi nasehat kepada kedua anak
segera mebangun kebun, jika kita tidak membagun kebun mengalami kelaparan.
Beberapa hari kemudian melelukukan aktivitasnya dengan apa yang dikatakan itu.
Ketika kebun sedang terbuka, maka batang keladi yang berasal dari peramasan
tubunya Wagaholo tadi diambil umbinya lalu batang ditanam kembali pada kebun
yang sedang dikerjakan itu.
Pada bulan
berikutnya batang keladih selesai tanam secara vegetasi berikut ayahnya sedang
pulang istrahat karena kecapaian, memanggil kedua anak berkata: kamu berdua
menyelesiakan sisa pekerjaan ini, lalu pulang kata ayahnya, ayahnya pulang
mendahului mereka, setelah sampai Wagaholo mulai kembali melakukan kegiatan
meramas tubunya, dan mengeluarkan dua buah keladi namun keladi yang ketiga
tidak sempat keluar ia target hati bahwa anaknya yang menitip dia, hal ini
menyebabkan karena kedua anaknya ingin mengetahu kegiatan ayahnya.
Meniggalkan pekerjaanya dan pergi mengitip
ayahnya dari cela Bepak/pondok yang dibangun untuk mereka tinggal sehingga Wagaholo
mengalami kesakitan dan tdak bisa keluar keladi dari dalam tubuhnya kerena keua
anaknya mengitip, maka Wagaholo berkata kepada kedua anaknya bawah kamu sudah
melakukan kesalahan dan telah kamu mengitip saya dan mengetahui rasiha saya,
oleh kerena itu jangan takut terhadap saya tetapi datang dan mengikuti apa yang
saya sampaikan, saya tidak layak hidup bersama kamu berdua kerena sudah tidak
dapat mengeluar keladi dari dalam tumbu ayahmu ini dan beri makan kepada kamu.
Jadi kamu dua membawa holo (tali) ikat leherku, gantung dipohon. Jika saya
meninggal, kamu melakuakan sesuai dengan apa yang saya sampaikan kepada kamu,
sebagai berikut: 1) membunu saya dengan menggunakan holo (tali). 2) setelah
saya meninggal, kamu bela saya menjad lima bagian. 3) empat bagian yakni kedua
tangan dan kaki harus kubur di setiapa bagian sudut kebun.4) kepala, perut,
hati dan jantung semuanya ditanam ditengah kebun. 5) kamu bole masuk kesana
(kekebun) setelah empat hari.
Mendegarkan dan
melihat kenyataan itu kedua anak sangat menyesal,namun mereka melakukan sesuai
dengan apa yang dikatakan kepada mereka oleh bapa mereka. Setelah melakukannya
itu mereka merenungkan apa yang akan terjadi setelah empat hari. Akan tetapi
kedua anak itu tidak menahan dirinya dan menjadi perasahan terhadap pesan ayah
mereka sehingga sebelum genap empat hari sesua dengan pesan ayah, mereka
terbisik-bisik untuk masuk kebun dengan pelahan-lahan setelah mereka tiba
dikebun apa yang akan terjadi di hadapan mereka ketika memandang kebun,
ternyata kebun itu penuh dengan berbagai jenis keladi. Ketika masuk kebun
pandangan kearah kebun yang sangat subur itu, dan kemudian dengan berhati-hati,
namun tidak sengaja menginjak pada sebatang ranting kayu kering. Maka ranting
kayu tersebut patah lalu bunyinya sangat keras, akhirnya keladi tersebut jadi burung
lalu terbang ke arah timur, ada yang ke arah barat, ada juga yang kearah
selatan dan utar, dan sebagainya namun hanya satu kelad yang di tengah kebun
itu tidak terbang. Yang tidak terbang di tenga kebun itu adalah jantung ayah
mereka. Sehingga mereka mengambil dan memberinama TIGIBOGE. Sekarang keladi
tersebut masih terbawah-bawah oleh klein zonggoanu. Dalam penerbarannya jenis
keladi in marga lain susa mengembangkan sedangkan kleian lan dapat di tanam
tetapi untuk sekali tanam dan panen. Tidak akan tumbuh dan berkembang jika
ditanam keduakalinya.
Ilustrasi diatas
memberikan kontribusi moril kepada orang lain supaya tahu sebenarnya kampung Wa
itu. Kerena itu orang Ugindoni/orang Amungme memberikan kepada klein zonggoanu
yang menyatak orang Zonggonau itu berasal dari keladi. Peristiwa ini berasal
dari kampung Wa dimana sekarang di sebut Tembagapuara, wilayah pertambangan PT
Freeport Indonesia ini.
selamat membaca (amakaniee),