Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, pemerintah sedang mengembangkan sentra produksi pangan di atas lahan seluas 4,6 juta hektare (ha) di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Barat. Lahan tersebut ditanami jagung, tebu, dan padi. Khusus untuk padi, kawasan itu berpotensi menghasilkan 110 juta ton gabah per tahun.
"Sekitar dua jam jalan darat dari Merauke, ada Desa Wakeko. Di situ ada hamparan tanah datar yang luas, mencapai 4,6 juta ha. Sekarang baru 1,2 juta ha ditanami jagung dan tebu. Juga sedang dicoba ditanami padi," kata Presiden saat menjadi pembicara kunci pada Trade and Investment Forum yang diselenggarakan Kadin Indonesia Koordinator Wilayah Timur, di Jakarta, Senin (25/5).
Presiden menjelaskan, apabila di atas lahan seluas 4,6 juta ha itu produktivitas padi mencapai 8 ton per ha, berarti pada musim panen akan menghasilkan 37 juta ton per kuartal. "Kalau menghasilkan padi 8 ton dikali 4,6 juta ha maka hasilnya hampir 37 juta ton sekali panen, kalau dua kali panen 74 juta ton. Bahkan, kalau ditangani dengan baik bisa 110 juta ton. Produksi kita saat ini 60 juta ton per tahun. Kalau kita serius kerjakan ini, produksinya bukan hanya bisa menutup kekurangan, tapi berlimpah-ruah," ujar dia.
Sebagai negara agraris, menurut Kepala Negara, Indonesia dikaruniai lahan datar yang subur karena di sebelah kanan dan kirinya terdapat sungai besar. Namun, selama bertahun-tahun kemakmuran itu tidak dimanfaatkan dengan baik.
“Kendalanya adalah kualitas infrastruktur yang kurang baik. Karena itu, infrastruktur pelabuhan harus dibangun. Harus siap. Yang kedua, infrastruktur jalan perlu dibangun. Tidak kalah besarnya adalah anggaran pembangunan irigasi," papar Presiden.
Presiden juga menegaskan, pemerintah sudah menetapkan kawasan Indonesia timur (KTI) sebagai masa depan ekonomi Indonesia. Untuk itu, pemerintah akan menggenjot pembangunan infrastruktur di KTI. "Saya melihat betul bahwa Indonesia timur adalah masa depan kita, karena potensi dan kekuatannya besar sekali," tegas dia.
Kepala Negara menambahkan, potensi di KTI hanya bisa dimanfaatkan jika pemerintah membangun infrastruktur. Salah satu yang dilakukan pemerintah adalah memulai pembangun pelabuhan besar dan kawasan industri di Makassar (Sulawesi Selatan) hingga Sorong (Papua Barat).
"Jumat lalu mulai groundbreaking pelabuhan di Makassar dan zona industri yang mencakup 2.000 ha. Kemudian Juli nanti dimulai pembangunan pelabuhan besar di Sorong seluas 7.000 ha yang juga dilengkapi kawasan industri," tutur dia.
Presiden mencontohkan potensi KTI lainnya, yakni di Maluku, terutama Ternate dan Tidore. “Di sana hasil ikan berlimpah, namun hasil tangkapan kapal asing. Di seluruh Indonesia ada 70 ribu kapal asing yang lalu-lalang menangkap ikan di perairan kita. Nilainya setara Rp 300 triliun," kata Jokowi.