“Dulu kami memberikan dukungan kepada Afrika Selatan. Dan sampai hari ini kami mendukung Palestina. Posisi kami tidak berubah. Kami tetap mendukung Papua Barat menjadi bagian dari MSG,” kata Victor Tutugoro, pemimpin FLNKS kepada Jubi, Kamis (25/6/2016) di Heritage Hotel, Honiara.
Tutugoro, pada hari yang sama menyerahkan kepemimpinan Melanesia Spearhead Group (MSG) kepada Perdana menteri Kepulauan Solomon, Manasseh Sogavare.
“Tahun 2013, kami yang mengundang WPNCL. Saat itu tak ada yang mendengarkan mereka. Tak ada yang mau memikirkan mereka, bangsa Papua Barat. Tapi kami mengundang mereka hadir di Noumea secara resmi. Kami tak akan beranjak dari posisi itu,” kata Tutugoro tegas.
Pemimpin FLNKS ini menegaskan kembali bahwa Papua Barat ada dalam agenda para pemimpin MSG yang bertemu di Honiara mulai Kamis (25/6/2015) hingga Jumat (26/6/2015).
“Aplikasi dan status Papua Barat ada di level tertinggi dalam pertemuan kali ini,” ujar Tutugoro.
“Aplikasi dan status Papua Barat ada di level tertinggi dalam pertemuan kali ini,” ujar Tutugoro.
Tutugoro meyakinkan para pemimpin Papua yang hadir di Honiara melalui wadah United Liberation Movement of West Papua (ULMWP), dia akan memperjuangkan keanggotaan Papua Barat di MSG sebagai anggota penuh. Ia mengaku melakukannya atas dasar solidaritas sesama Melanesia.
“Saya juga akan mendorong MSG memikirkan kembali keanggotaan Indonesia di MSG. MSG untuk bangsa-bangsa Melanesia, bukan untuk Indonesia. Apakah Indonesia itu Melanesia? Bahkan untuk menjadi pengamat di MSG, Indonesia tidak pantas. Saya tidak melihat Indonesia ada dalam blok Melanesia,” kata Tutugoro lagi.
Para pemimpin MSG, menurut Tutugoro harus memikirkan negara lain seperti Tonga dan Tahiti yang ingin bekerjasama dengan MSG. Sedangkan Indonesia, sebaiknya bermain di regional Pasifik, seperti di Forum Kepulauan Pasifik atau Forum Pembangunan Kepulauan Pasifik.
“MSG bukan tempat untuk Indonesia. Sekali lagi, saya tidak melihat Indonesia ada dalam wilayah Melanesia. Melanesia untuk orang Melanesia,” kata Tutugoro.
“MSG bukan tempat untuk Indonesia. Sekali lagi, saya tidak melihat Indonesia ada dalam wilayah Melanesia. Melanesia untuk orang Melanesia,” kata Tutugoro.
Terpisah, perwakilan FLNKS lainnya, Caroline Machoro- Reignie yang menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri MSG (FMM) menyatakan salah satu point utama didirikannya MSG adalah untuk memerdekakan Kanaki dari Perancis.
“Papua Barat dalam situasi yang sama seperti bangsa Kanank saat ini dan MSG harus memperlakukan Papua Barat sama dengan FLNKS,” kata Reignie.
Dia juga menambahkan meskipun negara-negara MSG memiliki berbagai kepentingan dengan Indonesia, setiap orang Melanesia harus mendukung upaya Papua Barat menjadi anggota penuh di MSG
Sementara Ketua FMM, Menteri Luar Negeri Kepulauan Solomon, Milner Tozaka mengatakan masalah Papua Barat akan ditentukan oleh kriteria yang ditetapkan oleh MSG. Tozaka menambahkan ada proses yag harus dilalui dan pendekatan seperti apa yang akan diambil akan ditentukan oleh para pemimpin negara anggota MSG.