Headlines News :
Home » » Black Brothers Mengangkat Identitas Musik Papuani

Black Brothers Mengangkat Identitas Musik Papuani

Written By Unknown on Rabu, 02 September 2015 | 08.57.00

Personil Black Brothers yang masih hidup. Foto: rastamaniapapua.blogspot.com
Jakarta, MAJALAH SELANGKAH -- Salah satu group band Legendaris asal Papua, Black Brothers hadir meramaikan belantika musik tanah air pada tahun 1970 an. Selain band-band seperti Koesplus, The Mercys dan Panbers, Black Brothers juga cukup terkenal di era tahun-tahun tersebut.

Group musik yang beranggotakan Hengky MS (lead guitar, lead vocal), Benny Bettay (bass), Yochie Pattipeiluhu (keyboard), Stevie Mambor (drum), David Rumagesan (Saxophone), dan Amry M. Kahar (trompet) itu hadir dengan harapan mengangkat identitas musik Papua.

Seperti dirilis okezone.com , Band yang mengusung musik jazz itu ternyata bisa membuktikan kemampuannya dengan menyanyikan beberapa lagu  milik group lain seperti,  Led Zeppelin, Deep Purple, C.C.R, Bee Gees, The Beatles, Rolling Stone, The Hollies.

"Kami ini musisi serba bisa. Jadi, kami mainkan jenis musik apa saja sesuai dengan keinginan penonton. Kalau mereka minta lagu keroncong atau dangdut, ya kami mainkan. Kami tidak terpaku mati pada satu jenis musik saja. Kami serba bisa," kata Amry.

Bersama sang manager, Andy Ayamiseba, Black Brothers mengangkat lagu- lagu Papuani dengan alunan musik yang diciptakan menyatu dengan gaya kehidupan masyarakat Papua.

Group lainnya yang tembang-tembang lagunya masih segar di telingan masyarakat Papua adalah Mambesak. Dipelopori Arnold C. Ap, Mambesak dibentuk untuk merevitalisasi tari tradisional Papua Barat, musik dan lagu dan akhirnya memberikan warna tertentu, bentuk dan inspirasi bagi kelahiran musik dan kelompok tari di seluruh Papua, secara aktif mempromosikan dan memperkuat identitas Papua Barat.

Ternyata perjuangan melalui musik yang dilakukan oleh Arnold Ap dan kawan-kawannya dipandang sebagai bahaya "laten" oleh aparat keamanan karena dinilai adanya aspirasi politik dalam kaitan dengan OPM. Pada buntutnya Arnold Ap dibunuh oleh Kopasadha (sekarang Kopasus).

Nasib Black Brothers pun dinilai sebagai mengangkat Nasionalisme Papua, kemudian, semua personil beserta manager Andi Amiyaseiba melarikan diri melalui Papua Nugini dengan alasan konser.

Hingga kini, musik- musik Papua seperti Mambesak, Black Brothers menjadi kebanggaan masyarakat Papua. Terlebih dari itu, bahkan kedua group tersebut menjadi nyanyian suci bagi orang Papua.

Untuk diketahui, Black Brothers terbentuk di Jakarta pada Maret 1976. Beberapa album yang mereka hasilkan adalah seperti Irian Jaya 1 (Vol.1), Derita Tiada Akhir, (Vol. 2), Lonceng Kematian (Vol. 3), Kenangan November (Vol. 4), Kaum Benalu (Vol. 5), Misteri (Vol. 6), Volume Perdana (Vol. 7), dan Hening (Vol. 8) dan sebuah album rohani-Natal Christmas (Vol. 9). (Joni Yohanes Pekei/ Admin/MS)


Sumber : www.majalahselangkah.com
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AMUGI KIBAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger