PM Kepuluan Salomon, Mr. Manasye Sogavare, dan PM Tonga, Mr. Samuela ‘Akilisi Pohiva (Foto: Ist).
JAKARTA, SUARAPAPUA.com --- United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menyampaikan ucapan terima kasih kepada Perdana Menteri Kepulaun Salomon, Mannasseh Sogavare dan Perdana Menteri Tonga, Samuela ‘Akilisi Pohiva, karena telah membawa masalah Papua Barat kembali ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pernyataan ini disampaikan Juru Bicara (Jubir) ULMWP, Benny Wenda, dalam siaran pers yang diterima redaksi suarapapua.com, Selasa (6/10/2015).
Wenda mengatakan, rakyat Papua Barat sangat menyambut posifit pidato PM Kepulauan Salomon dan PM Tonga, yang disampaikan dalam sidang majelis umum Perserikatakan Bangsa-Bangsa (PBB), akhir September 2015 lalu di Amerika Serikat.
“Atas nama rakyat Papua Barat, kami ingin menyampaikan terima kasih kami yang paling mendalam dan tulus kepada Anda berdua dan untuk semua orang Pulau Pasifik, karena telah membawa masalah Papua Barat kembali ke Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Wenda.
Wenda mengatakan, orang Papua Barat telah mendengarkan pidato bersejarah kedua Perdana Menteri di PBB dengan penuh harapan dan keyakinan, karena orang-orang Papua Barat telah menderita lebih dari 50 tahun karena pendudukan ilegal Indonesia.
“Ini juga menunjukan solidaritas besar dan luar biasa untuk Papua Barat, dan hal ini telah ditunjukan kepada kami. Kami yakni pidato ini disampakan oleh pemimpin Kepulaun Salomon dan Tonga di hadapan PBB dengan sangat tulus,” kata Wenda.
Menurut Wenda yang telah lama bermukim di Inggris ini, ketika berita pidato kedua perdana menteri disampaikan kepada orang-orang Papua Barat, hal ini telah disambut dengan sukacita dan pujian, karena mendapatkan dukungan dari sesame Negara pasifik.
“Kami sangat membutuhkan dan terus mengharapkan bantuan berkelanjutan dari keluarga Pasifik kami di Tonga, Kepulauan Solomon dan negara-negara Pasifik lainnya, karena kami terus menderita di bawah pendudukan Indonesia yang ilegal.”
“Hingga saat ini genosida juga masih terus berlanjut, dan situasi hak asasi manusia semakin memburuk dan diperkirakan bahwa lebih dari 500.000 orang Papua Barat telah tewas sejak negara kita diduduki oleh Indonesia,” tegas Wenda.
Menurut Wenda, hingga saat ini orang Papua Barat masih terus menyebarkan pesan dan kampanye ke seluruh dunia untuk pemenuhan hak dasar orang Papua Barat, yakni untuk menentukan nasib sendiri.
“Kita semua merasa sangat positif pada dukungan moral yang kuat dari Kepulauan Solomon dan Tonga dalam mendukung Papua Barat.”
“Pada Forum Kepulauan Pasifik di Port Moresby, kami juga sangat berterima kasih atas dukungan yang penting dari Tonga dan Kepulauan Solomon, karena telah menyerukan misi pencari fakta ke Papua Barat untuk melihat situasi hak asasi manusia, serta menempatkan Papua Barat ke daftar Dekolonisasi,” kata Wenda.
Sekedar diketahui, PM Tonga dan PM Kepulaun Salomon berpidato tentang persoalan Papua dalam sidang majelis umum PBB di New York, Amerika Serikat, dalam sesi ke-70, yang berlangsung sejak 29 September – 3 Oktober 2015.
OKTOVIANUS POGAU