Kita, rakyat Papua, adalah pemilik bangsa. Tuan tanah, selaku korban. Mereka, kaum benalu, adalah tamu yang tidak layak memegang kendali hidup tuan tanah. Mereka adalah korban politik kolonialisme yang telah berhasil dikonvert oleh penguasa Indonesia dalam nasionalisme buta (chauvinis). Kita memiliki identitas kebangsaan yang jelas, dan kita sedang berjuang mempertahankannya.
Provokasi kekerasan dengan terminologi rasis, agamis, dll., adalah ciri khas imperialis-kolonialis. Itu cara lasim yang dilakukan saat rakyat tertindas bangkit mengancam eksistensi mereka. Pastikanlah diri kita, keluarga kita, suku dan bangsa kita tidak termakan dalam provokasi mereka. Pastikan kita tetap berada pada jalur perjuangan, dan terus melangkah maju sambil menolak semua siasat para penindas.
Perjuangan kita bukanlah suatu perlombaan antar pendatang dan pribumi. Perjuangan kita adalah perjuangan rakyat-bangsa tertindas melawan penindas, yakni penguasa kolonial, kapitalis, beserta semua yang sedang menyukseskan (memperkokoh) kepentingannya. Kita berjuang dengan bermartabat untuk mengakhirinya dengan bermartabat.
Salam satu jiwa, untukmu rakyat pejuang!
sumbaer--http://www.wene-papua.com/