JAKARTA,- Pembangunan di Papua tidak boleh hanya raga tapi perlu dibarengi dengan pembangunan jiwa dalam menguatkan kebanggaan identitas ke-Papua-an sebagai bagian dari NKRI melalui legitisimasi harian.
Hal itu merupakan salah satu rekomendasi pemikiran antara lain pentingnya membangun Papua dengan hati, dalam diskusi yang diadakan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Inggris (PPI UK), PPI London dan Imperial College Indonesian Society, demikian Sekretaris III Fungsi Pensosbud KBRI London, Dethi Silvidah Gani, hari Minggu (17/7).
Dalam diskusi kajian kontemporer yang bertajuk "Papua dan Pembangunan Humanis Melalui Pendekatan Stakeholders" dihadiri oleh lebih dari 50 peserta mahasiswa Indonesia S1, S2 dan S3 yang tengah menuntut ilmu di Kerajaan Inggris.
Diskusi menghadirkan empat narasumber itu merupakan peneliti dan pemerhati Papua yang sebelumnya pernah tinggal atau melakukan penelitian di Papua ialah Willem Burung (mahasiswa DPhil St. Catherine`s College, University of Oxford); Dr. Syahrul Hidayat (Honorary Research Fellow, Institute of Arab and Islamic Studies, University of Exeter); Arie Ruhyanto (mahasiswa PhD University of Birmingham) dan Erlangga Agustino Landiyanto (mahasiswa PhD University of Bristol) dengan moderator Herlina Yoka Roida (mahasiswa PhD University of Central Lancashire).
Diskusi menghasilkan sejumlah rekomendasi pemikiran antara lain pentingnya membangun Papua dengan hati, menguatkan kebanggaan identitas ke-Papua-an sebagai bagian dari NKRI melalui legitisimasi harian. Pembangunan di Papua tidak boleh hanya raga tapi dibarengi pembangunan jiwa.
Antusiasme peserta diskusi cukup tinggi yang terlihat dari hidup dan aktifnya sesi tanya jawab. Ahmad Fathoni pelajar Indonesia dari Bath University dan Joseph Juan dari Imperial College menilai diskusi seperti ini sangat bermanfaat, khususnya bagi pelajar Indonesia sebelumnya kurang memahami isu-isu terkait di Papua dan Papua Barat. Mereka berharap diskusi serupa dapat terus diadakan.
Dubes RI untuk Inggris, Dr. Rizal Sukma, yang hadir padan santap siang bersama dengan narasumber dan sejumlah peserta menyebutkan Presiden Joko Widodo memberikan perhatian yang besar terhadap pembangunan sosial ekonomi di kawasan timur Indonesia, khususnya Papua dan Papua Barat.
Dikatakannya kegiatan diskusi selaras dengan amanah yang disampaikan Presiden RI pada perayaan Idul Fitri 6 Juli lalu agar seluruh rakyat semangat kerja bahu-membahu membangun bangsa dan negara.
Dubes Rizal yang juga pernah menjadi pelajar Indonesia di Inggris menilai potensi dan peran serta kontribusi pelajar Indonesia di Inggris dalam menyukseskan pembangunan di tanah air sangat besar. Oleh karena itu, dubes memastikan dukungan penuh KBRI London atas berbagai kegiatan positif yang diinisiasi pelajar Indonesia di Inggris. (Ant).
Hal itu merupakan salah satu rekomendasi pemikiran antara lain pentingnya membangun Papua dengan hati, dalam diskusi yang diadakan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Inggris (PPI UK), PPI London dan Imperial College Indonesian Society, demikian Sekretaris III Fungsi Pensosbud KBRI London, Dethi Silvidah Gani, hari Minggu (17/7).
Dalam diskusi kajian kontemporer yang bertajuk "Papua dan Pembangunan Humanis Melalui Pendekatan Stakeholders" dihadiri oleh lebih dari 50 peserta mahasiswa Indonesia S1, S2 dan S3 yang tengah menuntut ilmu di Kerajaan Inggris.
Diskusi menghadirkan empat narasumber itu merupakan peneliti dan pemerhati Papua yang sebelumnya pernah tinggal atau melakukan penelitian di Papua ialah Willem Burung (mahasiswa DPhil St. Catherine`s College, University of Oxford); Dr. Syahrul Hidayat (Honorary Research Fellow, Institute of Arab and Islamic Studies, University of Exeter); Arie Ruhyanto (mahasiswa PhD University of Birmingham) dan Erlangga Agustino Landiyanto (mahasiswa PhD University of Bristol) dengan moderator Herlina Yoka Roida (mahasiswa PhD University of Central Lancashire).
Diskusi menghasilkan sejumlah rekomendasi pemikiran antara lain pentingnya membangun Papua dengan hati, menguatkan kebanggaan identitas ke-Papua-an sebagai bagian dari NKRI melalui legitisimasi harian. Pembangunan di Papua tidak boleh hanya raga tapi dibarengi pembangunan jiwa.
Antusiasme peserta diskusi cukup tinggi yang terlihat dari hidup dan aktifnya sesi tanya jawab. Ahmad Fathoni pelajar Indonesia dari Bath University dan Joseph Juan dari Imperial College menilai diskusi seperti ini sangat bermanfaat, khususnya bagi pelajar Indonesia sebelumnya kurang memahami isu-isu terkait di Papua dan Papua Barat. Mereka berharap diskusi serupa dapat terus diadakan.
Dubes RI untuk Inggris, Dr. Rizal Sukma, yang hadir padan santap siang bersama dengan narasumber dan sejumlah peserta menyebutkan Presiden Joko Widodo memberikan perhatian yang besar terhadap pembangunan sosial ekonomi di kawasan timur Indonesia, khususnya Papua dan Papua Barat.
Dikatakannya kegiatan diskusi selaras dengan amanah yang disampaikan Presiden RI pada perayaan Idul Fitri 6 Juli lalu agar seluruh rakyat semangat kerja bahu-membahu membangun bangsa dan negara.
Dubes Rizal yang juga pernah menjadi pelajar Indonesia di Inggris menilai potensi dan peran serta kontribusi pelajar Indonesia di Inggris dalam menyukseskan pembangunan di tanah air sangat besar. Oleh karena itu, dubes memastikan dukungan penuh KBRI London atas berbagai kegiatan positif yang diinisiasi pelajar Indonesia di Inggris. (Ant).
sumber- SATUHARAPAN.