Headlines News :
Home » » PAPUA AKU MENCINTAI-MU

PAPUA AKU MENCINTAI-MU

Written By Unknown on Selasa, 06 Januari 2015 | 04.00.00

 








foto pulau papua



kabara amugikibah--papua, adalah ibu yang melahirkanku. Ibu yang membesarkanku dengan penuh kasih sayang. Karena ia, memberiku asupan gizi yang cukup dengan Emas, yang melimpah dipulau ini. Kekayaan alam yang berlimpah di sana-sini. Dan sejauh mata memandang, warna hijau tak terkirakan. Ia beri aku protein dari hasil Emas yang tak pernah habis. Sehingga diriku menjadi kuat tak terkikis.

  Tanah papua, memberiku keleluasaan menyinggahi setiap lekuk tubuh indahnya. Elok nian. Begitu banyak penjajah pulau ini iri, sehingga selalu saja melangar hak-hak asasi,Bahkan, menghabiskan Nyawa manusia,sampai mengklaim bahwa apa yang lahir dari Ibu Papua adalah milik Etnis malanesia itu. Betapa tak tahu dirinya mereka.

  Papua , betapa besar jasamu melindungiku, sehingga memberiku kenyamanan supaya  setiap kali aku terlelap dalam tidurku. Tanpa pernah merasa terganggu ataupun merasa takut bila ada yang akan mengusikku .

  papuaku, kau mengajariku bagaimana caranya bertoleransi terhadap sesama atau penjaja di negri ini; mengajariku bagaimana memaafkan tetangga-tetangga yang selalu saja mengusik; dan juga mengajariku cara untuk berbesar hati ketika kau dihujat, dihina, direndahkan, bahkan ketika diinjak-injak sekalipun. Dari situ aku tahu, bahwa kau memiliki kemuliaan jiwa, selalu saja berlapang dada, dan memiliki kedewasaan dalam berpikir untuk menghadapi segala. Hingga, walau kau ditimpa berbagai bencana yang membuat dunia melirik dan bersimpati kepadamu, kau tetap tegar. Berdiri kokoh, bagai tembok baja yang tak pernah runtuh.

  Kau, memberiku arti bagaimana caranya menghadapi hidup dengan bijak. Betapa kau membuatku terbentuk dengan sikap bijakmu itu. Sampai aku bingung, bagaimana caraku membalas semua jasa besarmu padaku.
  Kau, membuatku kikuk setiap kali aku ditanya oleh penjajah, “Apa yang telah kau perbuat kepada Ibu Papua?” Tak bisalah aku menjawab. Seakan mulutku tergagap, tidak keluar sepatah katapun. Dan hati ini, hanya bisa menahan penyesalan penuh ratap. Betapa tidak pantasnya aku, menjadi anak yang kau besarkan dengan segala kebesaran jasamu. Aku, bingung bagaimana caraku membalasnya menyelamatkanmu.

  Benar saja, aku terlampau bingung. Cukupkah jika ku menjadi tentara yang bisa selalu melindungimu?;  menjadi dokter yang bisa kapanpun menyembuhkan lukamu setiap kali kau terluka?; menjadi guru yang mampu mengajarimu?; menjadi penulis yang bisa mendiktemu huruf per huruf?; atau menjadi pemuka agama yang setiap saat bisa menceramahimu dengan khotbah-khotbah yang membosankan itu?

Aku tak pernah tahu, betapa jasamu tak terkirakan. Sampai-sampai, ketika nafasku tak berhembus lagi, kau tetap setia memelukku. Ketika keluargaku pun meninggalkanku. Tapi kau tetap setia, memberi kehangatan dengan aroma tanah yang indah,Tanah papua.

Aku pun tak pernah tahu, bagaimana cara menyatakan cintaku yang tak seberapa jika dibandingkan dengan seluruh pengorbanan dan cintamu padaku. Cinta yang selalu saja kupendam. Tak pernah sekalipun kuungkapkan kepadamu. Kau, membuatku terharu. Karena aku, tak pernah mampu mengungkapkan rasa cintaku itu. Baik ucap atau berbuat. Aku, terlampau lemah melakukan semua itu.
''aku mencintaimu pulauku papua''.

(penulis Tendy zongggonau)
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AMUGI KIBAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger