Bupati mengaku akan menghentikan aktivitas setiap perusahaan legal maupun ilegal yang masuk ke Degeuwo yang selama ini melakukan penambangan karena dalam aktivitasnya kesejahteraan bagi masyarakat jauh dari harapan serta menjadi aktor di balik semua persoalan yang ada di Bayabiru, Degeuwo, kabupaten Paniai.
"Saya meminta kepada pengusaha-pengusaha ilegal maupun yang sudah terdaftar untuk tidak beroperasi di Degeuwo lagi, karena selama ini masyarakat asli tidak diperhatikan masalah kesejahterhannya. Kemudian hutan mereka, kebun mereka dibabat habis oleh pengusaha ilegal itu, sudah begitu lalu tidak ada dana hibah yang diberikan kepada pemerintah dan masyarakat," ungkap bupati Paniai dalam sambutannya saat peresmian sekretariat LPMA Swamemo di Nabire, Sabtu (28/03/2015) siang.
Pada sambutan itu, bupati Paniai juga menghimbau kepada masyarakat agar melaporkan setiap persoalan kepada LPMA Swamemo karena kehadiran lembaga tersebut tentu akan membantu pemerintah daerah untuk mengadvokasi persoalan yang terjadi di kabupaten Paniai dalam rangka menekan sejumlah persoalan yang ada di tengah masyarakat.
"Doli di Surabaya sudah ditutup, kemudian kenapa di Degeuwo kampung kecil itu tidak bisa ditutup? Dengan tegas orang-orang yang ada di Degeuwo yang tidak punya orang tua saya akan pulangkan dalam waktu dekat ini, karena saya mau selamatkan rakyat saya dari ancaman maut moderen ini," tegas bupati Paniai
Dirinya mengaku persoalan di Degeuwo selama ini tidak terlepas dari kesalahan yang dilakukan oleh pemimpin sebelumnya, karena pemberian izin dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak negatif yang diakibatkan pada masyarakat kemudian hari.
Sebagai orang nomor satu di Paniai, Hengky berpesan agar LPMA Swamemo sebagai mitra pemerintah memberikan perlindungan kepada masyarakat adat sekaligus untuk menyelamatkan alam serta manusia guna generasi mendatang merasakan kehidupan yang nyaman.
Untuk diketahui, dalam peresmian sekretariat itu, bupati Paniai juga melantik sejumlah pengurus yang akan menjalankan roda pada LPMA Swamemo. (Hendrikus Yeimo/MS)
sumber-- majalah papua
