Madrid_ Spanyol(22/4)- Terobosoan penting kembali ditorehkan Uni Papua Football Community (FC) di Negeri Matador, Spanyol.Bersama pihak Universidad Catolica San Antonio de Murcia (UCAM), Uni Papua FC sepakat menjalankan kerjasama pendidikan dan pelatihan sepakbola, baik di Indonesia maupun di Spanyol. Hal itu ditandai dengan penandatanganan Nota kesepakatan kerjasama antara Presiden UCAM, Jose Luis Mendoza dan CEO Uni Papua FC, Harry Widjaja, di Kampus UCAM, Spanyol, Senin(20/4) lalu.
"Puji Tuhan, momentum hari ini diluar ekspektasi saya. Saya bangga dan sangat terharu, karena kedatangan saya disambut dengan antusias yang sangat tinggi dari seluruh pejabat UCAM, termasuk Presidennya. Bersama Presiden UCAM, kami telah melakukan penandatanganan kerjasama,dalam hal memberikan pendidikan dan pelatihan untuk managemen, pelatih dan pemain Uni Papua FC," kata CEO Uni Papua FC, Harry Widjaja.
Pihak UCAM sendiri mengakui, jika Uni Papua FC adalah organisasi sepakbola sosial terbesar di Indonesia. Pihaknya sangat senang bisa bekerjasama dengan Uni Papua FC untuk memberikan pelatihan khusus kepada pelatih dan guru dari sekolah-sekolah di Indonesia. "Selain itu, kemungkinan diberikan beasiswa dari UCAM kepada pemain yang dinilai paling menonjol," jelas Harry.
Pablo Blesa, rektor Hubungan Internasional dan Komunikasi UCAM, mengatakan Uni Papua FC telah mempromosikan perubahan sosial melalui sepakbola. Dengan kesepakatan ini kita akan mendorong pertukaran bakat sepak bola, yaitu beasiswa penghargaan UCAM untuk pemain paling berbakat dari sekolah sepak bola."Kami akan mengembangkan tugas- tugas pelatihan untuk pelatih dan guru-guru mereka,"tuturnya.
Antonio Sánchez Pato, sebagai dekan Fakultas Sport dari UCAM, menilai, Uni Papua FC bekerja sama dengan baik ke FIFA dalam sebuah program yang disebut 'Football for Hope' dan melakukan pekerjaan yang besar untuk inklusi sosial. "Hal ini membawa kita sangat dekat dengan nilai-nilai UCAM. Kami akan membantu mereka,"katanya.
Harry Widjaja menghargai kerjasama bersama UCAM, ia berharap melalui perjanjian ini anak-anak Indonesia, mungkin saja dapat bermain sepak bola dengan gaya Spanyol (tiki taka). "Kami ingin mengubah masyarakat Indonesia melalui sepakbola dan kami memiliki kemitraan dengan FIFA dan dengan berbagai organisasi di negara-negara lain," tutur Harry Widjaja.(Media Relation UP)
sumber: uni papua