SUARA RAKYAT PAPUA---54 tahun
Papua Barat dianeksasikan ke dalam NKRI merupakan malapetaka atas nasib masa
depan bangsa Papua. 1 Mei 1963 sampai dengan saat ini, pelanggaran HAM di Papua
terus berlanjut. Pembunuhan dan pemusnahan Ras melanesia secara sitematis,
masif dan terustruktur dilakukan oleh Negara, di Papua Barat. Untuk menutupi
genosida di Papua pemerintah mengisolasi wilayah Papua dari pantauan Masyarakat
Internasional. Pembunggaman ases bagi wartawan asing dan lembaga kemanusiaan
untuk mengujungi wilayah terus dibatasi dalam 5 dekade di Papua.
Presiden
Joko Widodo dalam kujungan kerja di Papua mengatakan bahwa, membuka akses bagi
wartawan asing untuk masuk ke Papua tetapi, masih ada pro dan kontra di jakarta
antara DPR RI, Menkopolhukam dan kementrian luar negeri serta Polda bahkan juga
Pangdam di Papua sampai dengan saat ini terus dipersoalkan. Hal ini menandakan
bahwa pernyataan Joko Widodo hanyalah Opini dan pencitraan nama baik Indonesia
terhadap sorotan dunia tetang kebebasan press di Papua. Dengan demikian belum
tentu wartawan asing akan masuk ke papua secara bebas untuk menjalankan
kegiatan jurnalismenya tetapi pasti akan dibatasi oleh negara.
Ruang
demokrasi pun terus dibungkam dengan dalil mengganggu keamanan negara. Rakyat
Papua Barat tidak memiliki Ruang Demokrasi untuk menyampaikan pendapat secara
bebas atau mengexpresikan keinginanya sesui dengan hati nurani tentang hak
–haknya terus rimpas oleh negara.
Hak
politik terus dibungkam, hak ekonomi terus dicuri, hak sumber daya alam yang
dimilikinya terus diexplorsi, hak tanah adat terus dirampas dan hak untuk hidup
dibatasi dengan paksa menggunakan alat negara, dengan stikmanisasi OPM, GPK
Separatis dan KKB. Tidak ada ruang bagi rakyat Papua Barat,untuk hidup secara
bebas menikmati kekayaan yang melimpa di tanah ini.
Segala
bentuk dan siasat kolonial Indonesia untuk menghalangi perjuangan pembebasan
West Papua merupakan bagian dari memperkokoh pendudukan kolonial Indonesia dan
sebagai wujud dari praktek neo kolonialisme yang sedang berlangsung diatas
tanah Papua. Rakyat West Papua harus menolak setiap tawaran kebijakan
pembangunan Indonesia di West Papua yang penuh dengan rekayasa. Bahwa tidak
akan pernah ada keberhasilan pembangunan Indonesia di West Papua selama hak
penentuan nasib sendiri belum terlaksana.
Sebab,
rakyat West Papua memiliki konsep ideologi pembangunan sendiri dalam perspektif
West Papua-Melanesia. Oleh sebab itu rakyat West Papua mendesak Pemerintahan
Joko Widodo untuk menghentikan kebijakan kolonialisme dan kapitalisme di
teritori West Papua.
BACA INI BERITA TERKAIT
BACA INI BERITA TERKAIT