Kecaman itu salah satunya datang dari Benny Giay, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil Papua (GKIP).
Menurut Giay, semestinya pemerintah meminta maaf kepada rakyat Papua dan mencari faktor penyebab atas semua kekerasan demi kekerasan yang dilakukan oleh militer Indonesia terhadap warga Papua selama ini.
"Itu (pernyataan yang) kurang ajar! Yang dilakukan Presiden Jokowi sekarang itu cuma menyentuh faktor akibat dari persoalan-persoalan Papua," kata Benny Giay seperti dilansir bbc.co.uk.
"Padahal, yang seharusnya juga ditangani adalah faktor penyebabnya, yaitu (dugaan) kekerasan-kekerasan militer terhadap warga Papua selama ini, para pelaku harus dihukum. Pemerintah setidaknya meminta maaf kepada rakyat Papua," tegas Benny.
Permintaan melupakan masa lalu dan menatap masa depan disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan grasi kepada lima tahanan politik Papua yang terlibat dalam aksi pembobolan gudang senjata Komando Distrik Militer (Kodim) 1710/Wamena pada 2003 lalu.
Sebelumnya pada saat memberikan grasi, Jokowi meminta melupakan masa lalu dan membuka lembaran yang baru untuk Papua yang lebih baik ke depan.
"Sudah jangan mengungkit-ungkit masa lalu, (nanti) tidak akan ada rampungnya, jangan menyalah-nyalahkan yang dulu. Kita ingin membuka lembaran yang baru," kata Presiden Jokowi.
Benny Giay menilai pemberian grasi kepada lima tapol Papua adalah bagian dari pencitraan sebelum melangsungkan lawatannya ke Amerika Serikat.(MC2/BBC/MS)