Headlines News :
Home » » Mahasiswa/i Meeuwodide di Manokwari Gelar Duka Bersama Atas Kasus Penembakan di Dogiyai dan Paniai Berdarah

Mahasiswa/i Meeuwodide di Manokwari Gelar Duka Bersama Atas Kasus Penembakan di Dogiyai dan Paniai Berdarah

Written By Unknown on Selasa, 30 Juni 2015 | 08.22.00

Yoseni Agapa (15). Foto: Agus Tebai.
Manokwari, Beko - - Mahasiswa/i asal Meeuwodide di Manokwari menggelar duka bersama atas kasus penembakan oleh aparat keamanan yang berpakaian preman secara tidak manusiawi terhadap seorang warga sipil, Yoseni Agapa (15) yang tembak mati di tempat, sedangkan Melianus Mote (16), Podepai Agapa (14), Yulius Agapa (17), Yunias Agapa (16), Feri Goo (15), Neles Douw, beserta Leo Agapa luka-luka dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)  Kabupaten Dogiyai pada Kamis (25/06/15) lalu.

Mahasiswa/i tersebut berdiskusi dalam menyikapi kasus tersebut dan dilanjutkan dengan ebamukai atau alas tikar di Kontrakan Dogiyai, Amban, Manokwari, Papua Barat, Senin (29/06) pukul 20.40 WPB.

Kepada Beko Online, Ketua Patroli Meeuwo, Delian Dogopia mengatakan, duka bersama ini akan digelar hingga kasus penembakan di Dogiyai tersebut diusut tuntas. “Duka ini kami lakukan selama proses penyelesaian di atas (kasus penembakan di Dogiyai, red.). Sampai proses penyelesaian selesai, berarti duka kita juga selesai,” katanya didampingi Sekretaris Patroli Meeuwo di Manokwari, Adolof Dimi.

Jadi, lanjut Delian, jika proses di atas (kasus penembakan di Dogiyai, red.) masih belum selesai, kami di sini tetap masih duka.

Selain itu, Delian mengatakan, duka bersama ini digelar karena nilai kemanusiaan dan harga diri manusia di Papua tidak ada bagi pelaku. “Kita duka karena kita punya satu bagian kemanusiaan telah ditembak oleh manusia lain (aparat keamanan, red.). Harga diri sebagai manusia itu tidak ada artinya buat mereka yang menembak kita.”

Delian menambahkan, masalah yang terjadi di Papua adalah masalah kita bersama. “Kita tidak ada yang beda, kita satu keturunan. Jadi, saya ini merasa orang Papua, bukan berarti dari daerah saja, tetapi karena saya ini orang Papua, kita semua punya duka,” jelasnya.

Hal tersebut dibenarkan Sekretaris Patroli Meeuwo, Adolof Dimi ketika dikonfirmasi Beko Online pada kesempatan yang sama.

“Kami berduka karena kebersamaan. Keterlibatan ini tidak hanya dari mahasiswa asal Dogiyai saja, tetapi mahasiswa Meeuwo asal Kabupaten Deiyai dan Paniai juga turut berpartisipasi,” tuturnya.

Selain mahasiswa/i asal Meeuwodide, beberapa mahasiswa/i asal Pegunungan Tengah Papua turut bersimpati atas kasus penembakan di Dogiyai tersebut.

Selain duka bersama atas kasus penembakan di Dogiyai, mahasiswa/i tersebut menggelar duka bersama atas kasus Paniai Berdarah pada 08 Desember 2014 lalu.

Mahasiswa/i tersebut mulai duka bersama pada Senin (29/06/15) hingga kedua masalah tersebut diusut tuntas secara hukum. (Stefanus Pigai/Beko)
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AMUGI KIBAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger