Jayapura, Jubi – Kepala suku besar Moni Intan Jaya, tingkat Provinsi Papua, Agustinus Somau menyatakan, menolak semua perusahaan yang akan masuk ke wilayah adatnya.
Menurutnya, hingga kini belum ada satu perusahaan pun yang membuat kesepakatan dengan masyarakat adat. Kini informasi yang didapat pihaknya, akan ada perusahaan masuk ke Intan Jaya untuk mengelola pariwisata Cartenz.
“Freeport juga penggalian tambang bawa tanahnya, sudah sudah masuk wilayah Intan Jaya. Masyarakat menolak itu, karena hingga kini belum ada kesepakatan dengan masyarakat adat,” kata Agustinus Somau di Jayapura, Senin (16/2/2015).
Menurutnya, perusahan manapun yang ingin beroperasi di wilayah adatnya, harus terlebih dahulu bermusyawarah dan memubuat kesepakatan dengan masyarakat adat setempat.
“Suku Moni belum pernah melakukan musyawarah adat. Gubernur, menteri, bupati, dan DPR jangan ambil kebijakan sendiri. Masyarakat adat ini punya organisasi. Freeport saja belum pernah bayar adat suku Moni. Jangan bawa perusahaan baru masuk ke tanah adat kami,” ucapnya.
Katanya, selama ini masyarakat adat hanya dibodohi. Hingga kini masyarakat adat masih miskin dan terpinggirkan. Padahal, pembagian hasil kekayaan alam diatur dalam undang-undang.
“Jadi stop. Selesaikan dulu hak ulayat masyarakat adat. Selama ini Pemda Intan Jaya sendiri, juga belum pernah bicara dengan masyarakat adat,” katanya.
Hal yang sama dikatakan salah satu pemuda Intan Jaya, Yafet M. Katanya, jangan memprovokasi masyarakat dengan hal-hal yang bisa mengganggu ketentraman warga Intan Jaya. (Arjuna Pademme)