Wilayah Papua, Indonesia, atau Papua Barat, telah disorot di
Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa dalam beberapa
hari terakhir.
Selama sesi ke-32 Dewan Pleno, Pelapor Khusus PBB tentang
hak atas kebebasan berkumpul secara damai dan berserikat, Maina Kiai, memusatkan
perhatian pada Papua.
Mengacu pada perjuangan Papua Barat 'dengan perubahan
demografi dan sosial-ekonomi yang pesat di tanah air mereka, Mr Kiai berbicara
tentang dominasi budaya tertentu, bahasa dan tradisi yang clamied sebagai
superior dari orang lain.
Dia mengatakan apa yang terjadi di Papua adalah sebuah
fenomena yang berhubungan dengan fundamentalisme budaya dan nasionalisme dilihat
di bagian lain dari dunia.
"Dalam setiap kasus, keunggulan telah memicu proses
dehumanisasi atau menjadi tidak sah dari kelompok-kelompok tertentu," kata
Kiai dalam laporannya.
"Secara bertahap, kelompok ini akan kehilangan
kemanusiaan dan hak-hak mereka. Proses ini dapat mengakibatkan konsekuensi yang
menghancurkan, karena sejarah telah membuktikan berkali-kali."
Sejumlah kelompok masyarakat sipil menghadiri pleno untuk
mengungkapkan keprihatinan tentang pembatasan kebebasan berekspresi di Papua.
Mereka mendesak pemerintah Indonesia untuk membuka akses di
Papua bagi masyarakat internasional.
Koordinator Program Internasional Fransiskan Asia Pasifik,
Budi Cahyono, mengatakan kepada Tabloid Jubi bahwa masyarakat sipil meminta
Dewan untuk menekan Jakarta untuk menetapkan tanggal untuk Pelapor Khusus PBB
tentang Kebebasan Berekspresi untuk mengunjungi Papua.
kelompok masyarakat sipil lainnya yang hadir meliputi
kelompok termasuk World Council of Churches, VIVAT Internasional, Koalisi
Internasional untuk Papua Barat, Papua Barat Nezwerk, Tapol, dan Hak Minoritas
Kelompok Internasional dan Jenewa untuk Hak Asasi Manusia.
Mereka mendesak Dewan HAM PBB meminta pemerintah Indonesia
untuk melakukan penyelidikan atas penangkapan sewenang-wenang di Papua dan
tempat-tempat lainnya, dan untuk menjamin hak-hak kebebasan berekspresi, dan
kebebasan berkumpul dan berserikat bagi orang Papua.
sumber=
Thursday 23 June - 4:23 pm NZT