Kapolda Inspektur Jenderal (Pol) Yotje Mende mengatakan, pasukan itu terdiri dari dua pertiga anggota Polres Mimika, 453 orang Satgas Amole, 27 orang merupakan gabunganPropam, Reserse, Intel dan Satgas Ops Polda Papua, serta 150 personil TNI bersenjata lengkap dari Batalyon Kodim Mimika,
Brimob Polda juga disiagakan sebanyak 500 personil. Mereka siap diberangkatkan ke Timika dalam operasi penegakan hukum. Targetnya satu, tangkap hidup atau mati pelaku penembakan, ambil kembali senjata anggota yang dirampas. Saya tidak mau ambil resiko. Tapi kalau mereka menyerah, kami jadikan mereka manusia. Kami tetap menjujung HAM,” kata Kapolda Yotje kepada wartawan dalam keterangan persnya, Rabu (7/1) sore.
Menurutnya, hasil sementara Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri menyimpulkan, para korban ditembak dari jarak dekat menggunakan senjata laras pendek jenis FN. Katanya, peluru yang ditemukan adalah amunsi FN.
“Memang peluru itu bisa digunakan senjata lain, tapi itu peluru FN. Kesimpulannya senpi FN. Jadi tidak menggunakan sejata milik anggota Brimob yang dirampas,” ucapnya.
Selain itu lanjut Kapolda, di tempat kejadian perkara juga ditemukan 13 butir selongsong amunisi FN dan tiga butir amunisi stayer yang belum ditembakkan. Diduga, kelompok penyerang berusaha menggunakan senjata rampasannya, namun tak meledak.
“Kapolri memerintah mengejar pelaku. Sejak 2 Januari lalu saya nyatakan operasi pengejaran. Kami melibatkan banyak personil karena medan berat. Diperkiarakan, kelompok pimpinan Ayub Waker itu kini berkekuatan kurang lebih 50 orang,” katanya.
Katanya, operasi akan dilakukan bertahap secara terus menerus. Polda setempat akan melihat perkembangan selama dua pekan. Jika pelaku belum tertangkap, akan dikejar terus. (Arjuna Pademme)