Melkias Nawipa, korban bersama Ibunya Marike Gobay saat di RSUD Timika. Foto: Jackson Ikomou/MS |
Operasi luka tembakan untuk mengeluarkan peluru yang masih bersarang di tubuh korban ditolak ibunya. Mama Gobay, sapaan akrab Ibu korban secara tegas menolak pihak rumah sakit melakukan operasi karena keluarga korban tidak diizinkan masuk ke ruangan saat operasi berlangsung.
"Kami pihak keluar tak ijinkan untuk menyaksikan operasi anak saya Melkias, maka kami minta dibatalkan," kata Marike Gobay kepada majalahselangkah.comdi RSUD Mimika, Senin, (12/1/2015) siang.
Sambung mama Gobay, "Saat mau masuk dalam ruangan, saya dikenakan pakean putih dan pihak pasien minta tidak mebawa noken dan handphone, serta dipaksa untuk keluar. Ini anak saya. Saya harus menyaksikan," jelasnya tegas.
Menurut dia, ada pihak yang menyamar saat hendak mau melakukan operasi anaknya. "Dalam ruangan pemeriksaan, banyak pihak-pihak yang menyamar seperti pasien ikut terlibat. Makanya dengan tegas, saya minta untuk tidak periksa".
Ibu yang berprofesi sebagai guru ini berjanji akan melakukan perawatan secara tradisional dari rumah.
Piet Nawipa, kepala Suku Mee di Timika yang juga sebagai ayah korban, memberikan kepercayaan kepada ibunya. "Ringan ataupun berat tergantung ibu dan Melkias. Saya akan ikuti keputusan mereka," kata kepala suku via seluler.
Kata dia, proses selanjutnya akan dibahas pada, Rabu, (14/1/2015) mendatang, sebab pihaknya sedang fokus untuk kegiatan ibadah hari Injil masuk yang rencana akan digelar pada selasa besok.
Sebelumnya, kapolres Mimika AKBP Jeremias Rontini, SIK, meminta keluarga korban untuk melakukan operasi agar tidak terjadi infeksi pada tubuh. "Harus diperiksa. Jangan sampe terinvensi di tubuh korban," desak Kapolres Mimika kepada keluarga korban.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, Patrick Renwarin mengatakan anggotanya lebih dahulu melakukan tembakan peringatan kepada korban. Menurutnya, kerabat korban sering makan tetapi tidak pernah membayar.
"Sebelumnya depu konco dapa angkat dr agt pos BM gorong2 stlh terima laporan dr warung makan bahwa konco nawipa (nama msh dicek) sering makan tp tra mo bayar (mungkin bagaya preman jkrt), jadi nawipa menuju pos BM menanyakan kss konconya dan selanjutnya yg terjadi nawipa tdk terkendali lalu lempar pos BM," kata Kabid Humas melalui pesan singkat.
Lanjut Renwarin, "Tembakan peringatan bunyi tp nawipa tra undur dan ..... Pas nawipa balik kanan sesaat Peluru karet 1 butir menuju ke nawipa pu punggung sblh kanan. Nawipa langsung diam kemudian di bawa ke RS. siang ini renc dong cungkil proyektil karet ksh keluar dr nawipa pu badan. Kondisi nawipa sehat2 sj," tambah kabid Humas Polda Papua. (Jekson Ikomouw/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com