YOGYAKARTA. TIMIPOTU NEWS. Situasi di Papua semakinmemburuk, ketika pasukan keamanan Indonesia meningkatkan tindakan keras mereka terhadap masyarakat sipil Papua. Pengacara, aktivis,pembela hak asasi manusia, imam, pemimpin suku dan wartawanmenjadi sasaran untuk penangkapan, intimidasi, pemukulan dan pembunuhan.
Penangkapan dan melanjutkan penahanan dua wartawan Perancis diPapua dan seorang pemimpin suku Papua menyoroti pembatasan yang sedang berlangsung pada akses ke Papua.
Sementara Komite Nasional Papua Barat (Komite Nasional Papua Barat,KNPB) secara konsisten telah ditargetkan sejak pembentukannya pada bulan November 2008, telah terjadi peningkatan observably tindakan keras terhadap mereka sejak April 2014 Dalam lima bulan terakhir, total81 anggota KNPB ditangkap.
Data yang dikumpulkan oleh Papua Dibalik Bar menunjukkan bahwa pada bulan April, ada enam penangkapan KNPB berafiliasi dan Mei, ada tiga penangkapan lebih lanjut.
Jumlah KNPB penangkapan pada bulan Juni naik menjadi 24 sebagaipihak berwenang Indonesia yang bertujuan untuk mencegah kejadiandamai memperingati 1 Juli, tanggal Papua pertimbangkan menjadi harinasional mereka.
Pada bulan Juli, ada 36 penangkapan KNPB dalam kaitannya denganboikot direncanakan pemilihan presiden Indonesia, tertinggi jumlah yang tercatat dari KNPB penangkapan pada tahun 2014 Pola iniberlanjut pada bulan Agustus dengan penangkapan 12 anggota KNPBlanjut.
Salah satu dari 12 yang ditangkap adalah Anak 16 tahun, yang menghadapi penganiayaan oleh petugas Angkatan Laut di Manokwari.Martinus Yohame, pemimpin branchs KNPB Sorong, diculik, disiksa dandibunuh. Hak asasi manusia Amnesty International NGO mengeluarkan pernyataan mengutuk pembunuhan itu dan meminta pemerintahIndonesia untuk melakukan suatu penyelidikan dengan cepat,menyeluruh, kompeten, dan tidak memihak pembunuhan.
Pada bulan Juni dan Juli 2014, penangkapan massal tercatat di BovenDigoel, Wamena dan Timika. Pola penangkapan massal terus bulan inidengan penangkapan 20 orang termasuk perempuan dan anak-anak, di distrik Nimbokrang atas dasar dugaan afiliasi dengan Tentara NasionalPapua/Gratis Organisasi Papua (Papua Tentera Nasional/Organisasi Papua Merdeka, TPN/OPM). Mereka ditahan tanpa surat perintah penangkapan dan dipukuli di menangkap.
Pengacara hak asasi manusia terus terhambat dalam upaya mereka untuk mendapatkan akses ke para tahanan dalam kasus ini yang masih tinggal di penahanan.
Situasi kemanusiaan di Lanny Jaya menjadi perhatian khusus setelahdilaporkan membakar rumah honai tradisional oleh Militer dan polisiIndonesia. Informasi yang diterima dari Jaringan Advokasi PenegakanHukum dan Hak Asasi Manusia (vehicles Advokasi Penegakan HukumDan HAM Pegunungan Tengah Papua, JAPH & HAM) dan PersekutuanGereja-Gereja Baptis Papua (Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua),antara lain, dijelaskan serangan balasan terhadap warga sipil di distrikPirime di Kabupaten Lanny Jaya.
Sejumlah belum dikonfirmasi dari orang tetap pengungsi internal,karena mereka tidak dapat kembali ke desa mereka akibat aktivitasmiliter destabilisasi di distrik Pirime.(Bidaipouga Mote)
Sumber : AWPA Sydney NewsReporter Of Timipotu NewsInt. Bidaipouga MoteTags: KEKERASAN DI PAPUA. , PERJUANGAN PAPUA MERDEKA.