Timika, Jubi – Waki Bupati Mimika, Yohanis Bassang, mengajak masyarakat asli Amungme dan Kamoro supaya mengejar ketertinggalan di dunia pendidikan agar bisa setara dengan daerah – daerah lainnya di Papua.
“Saya lihat seperti di Sorong, Biak, Serui, dan wilayah Papua utara lainnya mereka sudah mulai berpacu membangun masyarakatnya, apalagi saudara – saudara kita yang di wilayah pegunungan, mereka sekarang sudah berlomba – lomba menyekolahkan anak – anak mereka ke tingkat pendidikan yang tinggi supaya bisa kembali bangun daerahnya. Untuk itu, kita di Mimika juga tidak boleh kalah dengan mereka, kita juga harus miliki semangat itu,” kata Yohanis Bassang, di Timika, Minggu (15/3/2015).
Ia mengatakan, saat ini seluruh kabupaten di Papua mulai berlomba – lomba menyekolahkan anak – anak aslinya, sehingga khusus untuk kabupaten ini, program beasiswa yang sudah berjalan selama ini harus betul – betul digunakan secara baik oleh masyarakat asli baik Amungme dan Kamoro supaya kedepan bisa kembali dan membangun daerahnya dengan bekal ilmu yang telah diperoleh.
“Untuk anak – anak mudah saya khususnya Amungme dan Kamoro jangan melibatkan diri ke dalam hal – hal yang bersifat negatif seperti minum – minum minuman keras (miras), narkoba, dan bebgai hal negatif lainnya, karena itu tidak ada gunanya sama sekali, tetapi yang penting saat ini adalah bagaimana kalian pergunakan kesempatan yang ada untuk sekolah setinggi – tingginya supaya bisa bersaing dengan anak – anak dari kabupaten lainnya di Papua,” kata Bassang.
Hal ini disampaikan karena saat ini sudah mulai kelihatan bahwa seluruh kabupaten di Papua mulai berlomba – lomba dalam mencetak generasi yang handal untuk memajukan kabupatennya.
“Kalau ada tes untuk pendidikan STPDN, Polisi. TNI, dan tes – tes lainnya anak – anak asli Amungme dan Kamoro jangan mau kalah, maju dan ikut tes saja, nanti pemerintah akan bantu untuk mengakomodir itu supaya bisa mendapat tempat tersendiri, sebab sekarang ini kan otsus, jadi anak – anak Papua harus diprioritaskan. Tetapi yang terpenting sekarang harus sekolah dengan baik, kemudian jangan melakukan hal – hal negatif supaya pada saat proses seleksi berjalan bisa lulus dengan baik,” ujarnya.
Wabup menambahkan, jumlah mahasiswa asli dari Timika yang melanjutkan pendidikan diluar daerah juga sementara ini cukup banyak, sehingga diharapkan betul – betul mengikuti pendidikan secara baik.
“Terlebih khususnya untuk anak asli Amungme dan Kamoro kita minta supaya lihat peluang yang ada karena saya sudah pesan kepada bagian perekrutan STPDN di Timika, supaya mulai tahun kemaren dan tahun ini dan seterusnya semua calon mahasiswa STPDN harus orang asli Amungme dan Kamoro jadi nanti anak – anak silahkan daftar saja kalau sudah lulus sekolah SMA/SMK. Begitu juga untuk penerimaan anggota satpol PP di Pemda,” terangnya.
Ha ini dilakukan karena Bupati menginginkan supaya percepatan sektor pendidikan untuk anak – anak asli itu harus berjalan seirama dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten lainnya di Papua, supaya kedepan generasi – generasi itulah yang nanti akan dipersiapkan supaya menjadi tuan di negerinya sendiri.
Sementara itu, Secara terpihsah, Ketua Forum Anak Kamoro Bersatu (KFAKB) Benediktus Kareyau, sangat menyayangkan tidak adanya keterwakilan masyarakat Kamoro pada pelantikan pejabat eselon III dan IV oleh Bupati Mimika Eltinus Omaleng beberapa waktu lalu.
“ Pelantikan pejabat eselon IV, belum ada keterwakilan masyarakat Kamoro. Haln ini yang kami sayangkang,” kata Benediktus Kareyau, di Timika, Minggu (15/3).
“ Pelantikan pejabat eselon IV, belum ada keterwakilan masyarakat Kamoro. Haln ini yang kami sayangkang,” kata Benediktus Kareyau, di Timika, Minggu (15/3).
Lanjutnya, padahal jumlah distrik di Kabupaten Mimika sebanyak 18. Namun kenapa hanya satu orang Kamoro saja yang masuk di dalamnya. Dan kalau mau dilihat, dari segi pegawai sebenarnya jumlah pegawai Kamoro yang kepangkatannya sudah bisa menduduki jabatan eselon IV banyak. Namun sangat disayangkan, kenapa pada proses pelantikan sama sekali tidak ada yang terakomodir.
Ia menambahkan, dengan tidak terakomodirnya masyarakat Kamoro dalam pelantikan kemarin, ini menunjukkan bahwa, pemerintah belum bisa melihat masyarakat Mimika secara keseluruhan. (Eveerth Joumilena)
Ia menambahkan, dengan tidak terakomodirnya masyarakat Kamoro dalam pelantikan kemarin, ini menunjukkan bahwa, pemerintah belum bisa melihat masyarakat Mimika secara keseluruhan. (Eveerth Joumilena)
sumber- Tabloidjubi.com