JAKARTA- Kementerian Sosial (Kemsos) kembali mendapat kunjungan pemerintah Republik Fiji untuk menggali pengalaman dalam penanganan kemiskinan dan penyandang disabilitas di Indonesia.
Hal ini dituangkan kembali dalam perpanjangan kerja sama (MoU) antar kedua negara.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, sebelumnya Kemsos melakukan MoU dengan Kementerian Kesejahteraan Sosial Fiji. MoU itu akan berakhir November 2015 mendatang.
Terkait MoU yang baru saja diperpanjang, ada sejumlah kerja sama yang dilakukan antar kedua negara. Terutama Republik Fiji yang ingin belajar penanganan kemiskinan dan penyandang disabilitas dalam kunjungan sepekannya itu.
"Menteri Perempuan, Anak dan Pengentasan Kemiskinan Republik Fiji akan berkunjung ke lembaga UPT Kementerian Sosial yakni vocational training penyandang disabilitas dan ke rumah perlindungan sosial anak," katanya usai penandatanganan MoU di kantor Kemsos, Jakarta, Selasa (9/6).
Lewat penandatanganan MoU ini, Mensos menyatakan working group yang dibangun Kemsos dan Republik Fiji secara resmi akan berjalan, Rabu (10/6).
Hadir dalam MoU tersebut, Duta Besar Republik FIJI untuk Indonesia Ratu Cavnilati dan Menteri Perempuan, Anak dan Pengentasan Kemiskinan Republik Fiji Mon Rosy Akbar.
Duta Besar Republik FIJI untuk Indonesia Ratu Cavnilati mengungkapkan sebagai negara kecil dan berkembang, Fiji perlu belajar banyak ke Indonesia.
"Fiji dan Indonesia berteman baik, diplomasi yang dibangun juga cukup lama. Tentunya Fiji perlu banyak belajar dari Indonesia," ucapnya.
Ia menyadari Indonesia dengan populasi penduduknya berbeda jauh dengan Fiji yang hanya berpopulasi 1 juta jiwa.
Fiji lanjutnya sangat ingin belajar dengan Indonesia dalam penanganan masalah perempuan, anak, kemiskinan, penyandang disabilitas bahkan ekonomi.
Menteri Perempuan, Anak dan Pengentasan Kemiskinan Republik Fiji Mon Rosy Akbar pun berharap Indonesia bisa berkunjung ke Fiji untuk melihat upaya negaranya dalam menangani perempuan, anak dan kemiskinan. [R-15/L-8]
sumber-
