Desakan tersebut muncul pada akhir lokakarya tentang Melawan Perdagangan Gelap Objek Budaya di Vanuatu pada pekan lalu.
Direktur UNESCO untuk negara-negara Pasifik, Etienne Clement, mengatakan konvensi tersebut penting untuk melindungi budaya yang unik dari setiap daerah.
“Yang telah bergabung terdiri dari 129 negara di seluruh dunia, tapi sayangnya tidak satu dari negara-negara itu yang dari Pasifik. Jadi, workshop ini benar-benar mengundang Pasifik untuk bergabung pada konvensi, yang merupakan keuntungan bagi Pasifik,” kata Clement, sebagaimana dikutio Radio New Zealand, Selasa (11/8/2015).
Clements mengatakan, fokus kegiatan lokakarya tersebut adalah Melanesia, di mana ada masalah besar dengan penghapusan benda-benda cagar budaya. Dia mengatakan, hasil utama adalah adopsi oleh peserta dari Deklarasi Vila Pelabuhan yang merupakan langkah pertama menuju pemerintah untuk berkomitmen.
Peserta lokakarya yang terlibat berasal dari Papua Nugini, Fiji, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Kaledonia Baru, Australia dan Selandia Baru.
Lokakarya tersebut juga menampilkan perwakilan dari MSG, Organisasi Kepabeanan Oceania, Pasifik Heritage Hub / Universitas Pasifik Selatan dan Museum Association Pulau Pasifik. (Yuliana Lantipo)