Papua,Kabar Amugi Kibah-- Minimnya tempat jualan yang bagi kaum perempuan asli Papua tersebut menjadi sorotan langsung Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPTP), Emus Gwijangge yang mengatakan bahwa tempat berjualan perempuan-perempuan Papua tersebut hanyalah berupa ‘Kardus’ yang dibentangkan di tanah dan digunakan untuk berjualan.
“Saya kaget melihat daerah perbatasan, terutama aktifitas Mama-mama Papua yang berjualan di sana mulai dari umbi-umbian, mangga, pisang serta beberapa jenis anyaman” katanya.
Emus juga meminta kepada pemerintah Kabupaten Merauke untuk segera membangun pasar tradisional agar Mama-mama Papua tersebut memiliki tempat berdagang yang layak, aman dan juga nyaman bagi mereka.
Kondisi yang terlihat di perbatasan tersebut membuat Emus berkata akan berbicara ‘Lantang’ dalam sidang di dewan nanti agar pemerintah harus memberikan perhatian serius terhadap kehidupan masyarakat di daerah perbatasan, yang mana mereka ini adalah Orang Asli Papua (OAP) dan harus benar-benar diperhatikan.
Selain tempat berjualan yang tidak layak, dikatakan Emus juga bahwa perumahan warga yang terdapat di daerah Sota, perbatasan RI-PNG juga terlihat sangat buruk dan memerlukan tangan pemerintah daerah agar dapat mengalokasikan dana untuk membangun rumah yang layak jug abagi masyarakat setempat.
Sejauh manakah jangkauan Otonomi Khusus (Otsus) itu ?