Foto: Elza Astari/detikcom
Kegiatan program ekspedisi akan mengajak seluruh komponen masyarakat, termasuk para ahli. Kegiatannya adalah meng-eksplore potensi alam yang kali ini sasarannya adalah seluruh wilayah di Papua Barat.
"Kegiatan berupa penjelajahan, penelitian lintas keilmuan dan pengabdian masyarakat. Semua dari berbagai komponen," ungkap Kabagops ekspedisi Letkol Inf Rachmad PS dalam acara sosialisasi Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat 2016 di Balai Komando, Mako Kopassus, Cijantung, Jaktim, Selasa (3/11/2015).
Hadir dalam acara sosialisasi Danjen Kopassus Mayjen TNI Herindra, sejumlah komandan satuan seperti Dangrup 3 Kolonel Inf Richard Tampubolon, Dansat 81 Gultor Kopassus Kolonel Inf Thevi Zebua dan petinggi di jajaran korps baret merah. Selain itu sosialisasi juga dihadiri perwakilan perguruan tinggi, mahasiswa, perwakilan TNI/Polri, dan tenaga ahli.
"Ekspedisi akan diikuti oleh 1.200 peserta dari pusat dan daerah. Baik dari TNI/Polri, tenaga ahli, mahasiswa, umum atau relawan, dan juga kementerian/lembaga/instansi," kata Rachmad.
Tujuan dari ekspedisi adalah untuk mendata dan memetakan semua potensi SDA dan SDM, mendorong peningkatan kesejahteraan sosial, menumbuhkan rasa cinta Tanah Air dan meningkatkan pertahanan keamanan nasional. Tak hanya itu, program ini secara spesifik akan melakukan penelitian mengenai kehutanan, flora dan fauna, geologi, potensi becana, dan sosial budaya.
"Termasuk membuka daerah terisolir, mendorong peningkatan kesejahteraan sosial serta kesadaran akan pertahanan dan keamanan wilayah. Selain penelitian peserta juga akan mengajar masyarakat," jelas Rachmad.
Namun untuk bisa ikut dalam seleksi ini tidak bisa sembarangan. Kopassus akan melakukan seleksi bagi seluruh peserta. Pasalnya kegiatan ini memerlukan fisik dan psikologi yang bagus mengingat waktunya cukup lama dan area penjelajahan mulai dari gunung, hutan, hingga pantai.
Secara keseluruhan kegiatan akan berlangsung selama kurang lebih 5 bulan. Untuk terjun ke lapangan diagendakan akan berlangsung selama 3,5 bulan untuk mengitari wilayah-wilayah di Papua Barat.
"Untuk mahasiswa hanya boleh bagi mereka yang sudah akan melaksanakan skripsi. Harus ada surat rekomendasi dari kampus dan surat izin dari orangtua. Pendaftaran untuk wilayah Jabodetabek langsung ke Mako Kopassus, tapi yang di daerah di masing-masing kodam," tutur Rachmad.
Kopassus juga membuka pendaftaran melalui situs online dan dapat diakses di www.ekspedisinkri.com dengan tanggal pendaftaran serta pengumpulan berkas mulai dari 5 November sampai 24 Desember 2015. Pengumuman seleksi administratif pada 25 Desember 2015.
Bagi mereka yang lulus tahap ini, seleksi tahap 2 akan dilakukan pada 5 sampai 8 Januari 2016. Jika berhasil lolos untuk seleksi fisik, maka otomatis peserta akan ikut dalam ekspedisi. Namun sebelumnya peserta akan mendapat pembinaan di Pusdik Kopassus Batujajar mulai 10-27 Januari 2016.
"Kita hanya bawa yang sehat. Gimana bisa nolong masyarakat kalau nggak bisa nolong diri sendiri. Minimal harus bisa renang, dan kita ada tes psikologis. Pelaksanaan mulai 1 Februari sampai 31 Mei 2016," tutur Rachmad.
Selain mahasiswa, ekspedisi ini juga mengajak peserta dari umum atau relawan yang memiliki kompetensi dalam bidang kegiatan alam terbuka atau keterampilan lainnya. Seperti fotografi, sinematografi, SAR, komputer, media, dll.
Sementara itu menurut Danjen Kopassus, Papua Barat dipilih sebagai lokasi ekspedisi pada 2016 untuk bergantian. Tahun lalu ekspedisi digelar di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.
"Emang ini kan agenda tahunan sejak 2011 dimulai dari Sumatera sampai Bali dan Nusa Tenggara tahun ini. Kita lakukan supaya kita bisa explore potensi yang ada di Indonesia," ucap Herindra di lokasi yang sama.
"Ini kolaborasi antara TNI, mahasiswa dan komponen lain dengan harapan kita bisa tahu tentang Indonesia karena masih banyak wilayah Indonesia yang belum dieksplore. Di Papua Barat banyak kekayaan alam yang belum dieksplore saya yakin akan banyak potensi di sana yang bisa digali," sambungnya.
Untuk mahasiswa yang akan menjadi peserta, Kopassus akan menjadikan ekspedisi ini untuk dapat dimanfaatkan sebagai tempat penelitian skripsi dan atau dikonversikan bagi kegiatan KKN. Kopassus akan mengadakan MoU dengan sejumlah perguruan tinggi (PT).
"Jangan sampai mahasiwa yang ikut nggak ada nilai positifnya, karena pelaksanaan juga lama sehingga akan dikonversikan ke nilai KKN. Nanti tenaga ahli yang akan beri nilai. Ada beberapa PT yang sudah MoU ke kita, nanti kita MoU lagi dengan kampus lain," terang Herindra.
Ekspedisi ini ternyata cukup diminati oleh para mahasiswa. Seperti mahasiswa STTI I-Tech, Jendro (20) yang berharap bisa ikut dalam kegiatan ekspedisi bergengsi ini.
"Pengennya sih ikut tapi saya masih semester 3, terus nggak bisa berenang. Semoga bisa masuk. Asyik bisa ikut ekspedisi kayak gini," ujar Jendro yang hadir dalam acara sosialisasi.
Hal yang sama diungkapkan oleh anggota Menwa Jayakarta, Nawfil dan Mufid. Meski sudah lulus dari kampusnya, keduanya masih aktif dalam kegiatan Menwa dan berharap bisa ikut dalam program tersebut.
"Kami baru aja lulus. Tapi masih aktif di menwa. Mau banget ikut. Tadi kata panitia nanti akan ditentukan masuknya umum/relawan atau ke menwa. Kami sudah lakukan persiapan dari sekarang," tukas Mufid yang hadir dengan seragam menwa-nya.
"Persiapan latihan fisik, kesehatan, berenang, pola makan juga diatur. Alasan mau ikut karena pertama cinta Tanah Air, lalu kami ingin melakukan pengabdian masyarakat,"