Jaya pura, kabar amugi kibah--Seorang mahasiswa asal Kabupaten Yahukimo yang sedang kuliah di Jakarta bernama Mansar Tabuni ditemukan tewas di stasiun Kereta Api Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa sore, 1 September 2015.
“Jenazah sementara masih di RSCM Jakarta Pusat. Rencana mau kirim pulang, tetapi kesulitan mengirim jenazahnya ke Papua karena semua yang ada ini mahasiswa,” kata Melky Wetipo kepada Jubi melalui telepon genggamnya dari Jakarta, Kamis (3/9/2015).
Oleh karena itu, Melky mengharapkan agar Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Yahukimo memberikan perhatian kepada korban sehingga jenazahnya bisa dipulangkan ke Papua.
Ketua Mahasiswa Yahukimo di Jakarta, Edim Pahabol menyebutkan kronologis peristiwa naas yang menimpa Mansar. Ia menuturkan, pukul 15.00 WIB, almarhum Mansar keluar dari asrama tanpa memberitahukan ihwal kepergiannya kepada teman-teman seasrama. Malam pun tiba, tetapi Mansar tak kunjung pulang. Teman-temannya lantas gelisah dan berinisiatif untuk mencari korban di tempat yang sering dikunjunginya. Namun upaya mereka nihil ketika jam 12 malam belum menemukan dia.
“Kawan-kawan seasrama mulai balik ke tempat tinggal; 30 menit kemudian, pukul 00.30 WIB sala satu penghuni asrama mendegar berita di Metro TV, bertanya; apakah benar Mansar Tabuni di tabrak Kereta Api?” katanya.
Kata Pahabol, semua penghuni asrama sontak kaget atas pertanyaan ini. Semua mahasiswa bergegas ke tempat kejadian seperti diberitakan TV tersebut, di sekitar stasiun Jatinegara-Jakarta Timur dan bertanya langsung ke kepolisian setempat.
Setelah ditanya, kepolisian setempat membenarkan kejadian tersebut. Disebutkan, sekitar pukul 07.00 WIB, Mansar Tabuni tersenggol kereta api yang hendak melintas.
Keterangan kepolisian ini dibenarkan seorang ibu yang menjual minuman dingin di sekitar tempat kejadian. Korban kecelakaan ingin membeli sprite, tetapi saat itu korban tidak ada uang hingga memutuskan untuk ke ATM terdekat.
“Beberapa waktu berselang banyak orang berkerumun, ternyata ada orang yang tersenggol kereta api, itu yang membeli minumannya tadi,” kata Pahabol menirukan penuturan seorang ibu, penjual minuman itu.
Korban kecelakaan meninggal di tempat kejadian. Lalu jazadnya dibawa ke kamar mayat RS RSCM Jakarta Pusat.
Wetipo belum memastikan apakah Tabuni tewas lantaran dilindas kereta api ataukah karena penyebab lain, sebab tubuh korban masih utuh. Tidak ada tanda-tanda tersenggol kereta api atau benda keras.
“Pengamatan kami pada tubuh korban saat dimandikan, badannya masih utuh, tidak ada tanda-tanda tersenggol oleh benda berat seperti kereta. Jika tersenggol, maka akan terlihat memar pada tubuh. Namun hal itu tidak terlihat,” katanya.
Namun pada hidung dan mulut korban sedang keluar darah. Sementara pada pinggang ditemukan luka tusukan benda tajam. (Mawel Benny)