“PSSI sudah dibekukan pemerintah dan saat ini bukan kami (Persipura) yang bikin masalah. Menpora seharusnya tak menakut-nakuti Persipura dengan ancamannya," kata Benhur, Jumat, 5 Juni 2015.
Benhur menilai justru sikap klubnya selama ini telah menghargai pemerintah dengan tidak melakukan aksi yang bertentangan.
"Sebab kami masih berada di negara Indonesia dan itu harga mati bagi kami," ujarnya.
Ia menyalahkan Menpora, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan Imigrasi atas batalnya pertandingan babak 16 besar Piala AFC Cup antara Persipura melawan Pahang FA pada 26 Mei 2015.
"Mereka itu yang harus bertanggung jawab," ujarnya.
Sebelumnya Tim Transisi bentukan Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) memberikan tanggapan menyusul keputusan manajemen Persipura Jayapura membubarkan tim.
Tim besutan Imam Nahrawi yang sedang berupaya menggulirkan pertandingan itu sangat berharap Persipura kembali menjadi tim dan ikut berpartisipasi dalam Piala Kemerdekaan, liga turnamen amatir buatan mereka.
"Kami berharap Persipura tidak bubar dan bisa ikut serta dalam open tournament yang akan digelar oleh tim transisi," ungkapkan Kordinator Komunikasi Tim Transisi, Cheppy Wartono pada Jumat (5/6).
Kendati menghendaki Persipura ikut dalam turnamen yang akan digelar Tim Transisi, Cheppy mengatakan pihaknya tidak akan mengirim anggota tim untuk membujuk Mutiara Hitam agar membatalkan pembubaran.
"Persipura kan sudah berkomunikasi langsung dengan Menpora," klaim Cheppy saat ditanya apakah akan berkomunikasi dengan manajeman klub Mutiara Hitam. [Tempo/Antara]