JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengungkapkan optimismenya bahwa Indonesia sangat berpeluang menjadi pemasok pangan dunia. Hal itu ia sampaikan saat membuka Musyawarah Nasional VIII Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), di Asrama Haji, Jakarta, Jumat (31/7/2015).
Jokowi mengungkapkan, bekal utama Indonesia untuk menjadi pemasok pangan dunia adalah tersedianya lahan yang luas dan berada di garis khatulistiwa. Ia yakin, target tersebut dapat dicapai di tahun-tahun mendatang jika dilakukan perbaikan sistem pertanian sejak saat ini.
"Kalau manajemen tidak baik, kita perbaiki. Pada saatnya nanti, kita harus optimis bisa, Indonesia akan jadi pemasok pangan dunia," kata Jokowi.
Ia melanjutkan, peluang Indonesia terbuka lebar untuk memasok beras, singkong, dan ikan. Jokowi lalu mengungkap potensi produksi beras di Merauke yang dapat mencapai 120 juta ton per tahun. Di Merauke, terdapat 4,6 juta hektar lahan yang akan mulai digarap pemerintah seluas 1,2 juta hektar untuk tanaman padi.
"Harus ada peningkatan mekanisme. Pemerintah dan HKTI harus bekerja sama, harus sejalan," ujarnya.
Selain itu, kata Jokowi, pemerintah juga akan mengoptimalkan lahan yang ada di Nusa Tenggara Timur. Ia menyebut selama tujuh bulan ini telah mulai dibangun beberapa waduk di NTT untuk mengairi lahan yang dapat ditanami padi, jagung, dan lainnya. "Sudah dimulai (pembangunannya), perkembangannya cepat sekali," ucap Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi sangat sadar bahwa swasembada pangan tidak akan tercapai jika tidak diimbangi dengan keseriusan para petani. Dalam konteks ini, Jokowi ingin meningkatkan kesejahteraan petani melalui kebijakan pemberian subsidi yang tepat.
"Subsidi pupuk, tapi kenyataanya petani tidak pernah mendapatkan itu. Ini proses, kalkulasi, nanti (subsidi) tidak melalui pupuk atau benih, tapi melalui produk," tuturnya.
Sumber: Kompas.com