Bupati Intan Jaya ikut memukul mahasiswa (Foto: Misael Maisini/Suara Papua).
INTAN JAYA, SUARAPAPUA.com --- Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, memerintahkan anggota Brimob Polda Papua memukul belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pelajar dan Mahasiswa Peduli Intan Jaya (GPMPI), saat melakukan aksi demonstrasi damai di Sugapa, Intan Jaya, Papua.
“Karena beasiswa belum diberikan, kami melakukan aksi demo damai pertama tanggal 17 Agustus 2015 sore di Bandara Soko Paki, tujuannya ingin meminta informasi, tapi belum sempat demo, bupati sudah perintahkan Brimob untuk memukul kami,” kata Melianus Duwitau, salah satu mahasiswa Intan Jaya, kepada suarapapua.com, Kamis (20/8/2015).
Menurut Duwitau, aksi demo di Intan Jaya merupakan aksi lanjutan dari Jayapura, Papua, menuntut pemerintah transparan dalam pemberiaan dana beasiswa bagi mahasiswa.
“Kami terus demo karena ada banyak sekali mahasiswa Intan Jaya di seluruh Indonesia yang belum terima beasiswa, tapi Bupati hadapi mahasiswanya dengan memerintahkan Brimob untuk menembak dan memukul mahasiswa secara brutal,” katanya.
Sementara itu, Ketua GPMPI, Victor Belau mengatakan, demo digelar agar pembangunan di Intan Jaya dapat berjalan dengan baik, termasuk memberikan apa yang menjadi hak mahasiswa Intan Jaya.
“Kami juga demo karena dengar Bupati mau masukan perusahan pertambangan di Intan Jaya, kami larang hal ini karena harus ijin dengan masyarakat pemilik hak ulayat dulu,” tegasnya.
Menurut Belau, tanggal 17 Agustus 2015 usai upacara bendera mahasiswa palang di bandara udara agar tak ada pejabat yang turun ke Nabire, termasuk Bupati Intan Jaya, agar dapat melakukan dialog dengan mahasiswa terkait persoalan-persoalan tersebut.
“Namun satu jam kemudian datanglah Brimob dan langsung mengeluarkan tembakan ke arah Mahasiswa sebanyak lima kali, namun mahasiswa tidak kena tembakan karena menghindar dari peluru Brimob,” kata Belau.
Karena Brimob emosi, lanjut Belau, pantat senjata digunakan untuk memukul mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi, dan banyak mahasiswa yang mengalami luka-luka ringan dan berat.
Keesokan harinya, Selasa 18 Agustus 2015, lanjut Belau, mahasiswa dari bandara Soko Paki mulai melakukan long march dengan sasaran aksi gedung Guest House Intan Jaya, namun begitu tiba di depan jalan kediaman Bupati, salah satu pejabat meminta agar mahasiswa tidak melakukan aksi demonstrasi.
“Pak Piter Tabuni selaku Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Intan Jaya meminta kami datang besok harinya karena Bupati akan adakan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Umum di Wandoga, namun mahasiswa menolak,” katanya.
Namun saat negosiasi sedang dilangsungkan, ajudan Bupati keluar dari kediaman dan langsung kokang senjata, dan melakukan penembakan ke udara, dan bupati pun ikut keluar dan meminta mahasiswa untuk bubar.
“Bupati tiba-tiba menuju massa aksi dan memukul Nikanor Miagoni, Jhon Kobogau dan Rufinus Japugau. Brimob dan ajudan bupati juga terus mengeluarkan tembakan secara berulang kali untuk membubarkan massa aksi. Mahasiswa juga terus dipukul pake pantat senjata sampai luka-luka,” kata Belau.
Disaat yang bersamaan, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Piter Tabuni, Sekwan DPRD Neno Tabuni, Kabag Kesra, Titus Agimbau, dan Kepala Dinas Kependudukan mengambil batu dan melempar mahasiswa untuk membubarkan aksi tersebut.
Adapun nama-nama mahasiswa yang kena pukul oleh Brimob dan pejabat pemerintah daerah Intan Jaya di bandara Soko Paki dan depan jalan kediaman Bupati, yakni;
- Melianus Duwitau : Memar di pipi dan tangan patah
- Tianus Bagau : Tangan bengkak, pipi memar dan mulut darah
- Elias Mujijau : Telinga darah dan kepala bengkak
- Fiki Belau : Testa pecah, rahang kiri-kanan bengkak dan kening pecah
- Raimun Ugipa : Kepala bocor dan rahang kiri-kanan pecah.
- Amos Dendegau : Tangan bengkok
- Benyamin kobogau : Gigi patah
- Merkias Tipagau : Gigi dalam patah kedalam
- Deselinus Sani : Gigi patah
- Nikanol Miagoni : Otak belakan lecet dan kepalah bocor tangan kiri kanan patah.
- Aten Japugau : Telingga darah dan kepala darah.
- Dominikus Dendegau : bibir pecah dan telingga robek.
- Daniel hagimuni : rahang bengkak.
- Venus sondegau : rahang kiri kanan patah, gigi patah pipi bengkak, tangan lecet.
“Kami akan terus meminta pemerintah daerah, dalam hal ini Bupati untuk bertanggung jawab terhadap aksi pemukulan dan penganiayaan terhadap mahasiswa ini. Ini tindakan yang biadab dan tidak berperikemanusiaan,” kata Belau.
Bupati Kabupaten Intan Jaya, Natalis Tabuni, ketika dikonfirmasi media via telepon seluler terkait aksi pemukulan terhadap mahasiswa, tidak memberikan tanggapan. Beberapa pesan singkat yang dikirim juga tak direspon.
Editor: Oktovianus Poga
berita terkait: