Headlines News :
Home » » Kualitas Elite Indonesia Mengkhawatirkan

Kualitas Elite Indonesia Mengkhawatirkan

Written By Unknown on Rabu, 04 November 2015 | 08.33.00

Prof Romo Magnis Suseno
Prof Romo Magnis Suseno
[JAKARTA Kualitas manusia Indonesia yang tercermin dari perilaku elitenya semakin mengkhawatirkan.
Namun reformasi belum gagal melahirkan tokoh-tokoh penting yang mampu memperbaiki bangsa untuk membawanya ke arah lebih baik. Celakanya, tantangan hari ini semakin menumpuk.
Budayawan Franz Magnis Suzeno yang akrab disapa Romo Magnis menilai, tak ada kriteria pemimpin panutan yang ideal kalau bersentuhan dengan kekuasaan, karena karakter yang muncul adalah oportunis dan kompromistis. Imbasnya masyarakat kehilangan figur pemimpin yang berani bertanggung jawab apalagi menjadi suri teladan.
"Sekurang-kurangnya pemimpin harus sadar sikap mereka bisa memengaruhi masyarakat," kata Romo Magnis kepada SP, di Jakarta, Selasa (3/11).
Romo Magnis meyakini, sifat oportunis elite menjadi penyebab terabaikannya hak-hak minoritas. Kekerasan yang bersifat SARA selalu terulang dan cenderung dibiarkan seperti kasus pembakaran rumah ibadah di Aceh Singkil maupun di Tolikara. Sifat oportunis pula yang membuat korupsi semakin merajalela.
"Merajalelanya korupsi politik merupakan gejala yang paling buruk mengancam bangsa," tegasnya.
Rasa enggan bertanggung jawab elite juga dipertontonkan dari penanganan kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Respons pemerintah baik di daerah maupun di pusat sama lambannya.
"Ini menunjukan tidak ada tanggung jawab," ungkapnya.
Menurutnya, membentuk generasi muda yang berkarakter bukan hanya digunakan sebagai slogan, namun dipraktikan dengan membawa bangsa keluar dari sifat kolektivisme yang membelenggu.
Pemimpin harus sadar pembentukan karakter merupakan prioritas utama dalam membangun bangsa bukan sebatas infrastruktur.
Dengan begitu, semangat revolusi mental yang disuarakan Presiden Jokowi sekarang ini ditunggu implementasinya.
"Saya sebetulnya masih menunggu kemana revolusi itu mau digulirkan. Kalau maksudnya melalui pendidikan maka pembangunan karakter harus jadi program prioritas," ujar Romo Magnis.
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Frans Hendra Winarta, yang hidup di tiga zaman dari Orde Lama hingga reformasi meyakini, rusaknya budaya politik-hukum Indonesia terjadi sejak era Orde Baru.
Intelektual yang lahir malah rakus dan menghalalkan segala cara untuk hidup kaya, mewah dan berkuasa.
Manusia Indonesia sekarang ini kental akan hipokrit. Kepalsuan ini telah merajalela ke semua lini imbas program pembangunan Orde Baru yang membuka budaya hedonisme dan belum mampu diperbaiki pada era reformasi.
"Orang kaya karena curang, korup dan dari hasil kejahatan dihargai sedangkan  orang jujur, lurus, hidup wajar dan sederhana tidak dihargai dan dianggap bodoh. Keadaan palsu ini membuat bangsa Indonesia terpuruk kedalam korupsi, konsumeristis dan hedonistis," kata Frans. [E-11/L-8]
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AMUGI KIBAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger